Dok. Ist |
Liputan23.com, BANDA ACEH Sabtu 06 Feb 2021.Sebanyak 192 pengawas dan 816 kepala sekolah (SMA, SMK, PKLK SLB) melakukan presentasi buku kerja tahun 2021 di depan Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh dan Kepala Dinas Pendidikan. Kegiatan itu berlangsung di Ruang Rapat Sekda Aceh dari tanggal 4 sampai 7 Februari 2021.
Pelaksanaan presentasi dilakukan secara bergilir, yang per harinya dibagi dalam tujuh sesi presentasi. Setiap sesi diisi pengawas dan kepala sekolah dari satu atau dua kabupaten/kota.
Pengawas dan kepala sekolah dari Kabupaten Aceh Besar menjadi kelompok pertama yang melakukan presentasi. Mereka diantaranya memaparkan terkait strategi meningkatkan mutu pendidikan, peningkatan jumlah lulusan Perguruan Tinggi Negeri (PTN), dan strategi penerapan konsep BEREH di lingkungan sekolah.
“Salah satu inovasi saya untuk meningkatkan jumlah lulusan yang dapat masuk ke PTN adalah dengan mengadakan upgrading bagi tenaga kependidikan secara berkala serta membangun komunikasi yang efektif dengan orang tua murid,” kata Nita Agustini, Kepala Sekolah SMA IT Al-Fityan School Aceh, dalam presentasinya di Ruang Rapat Sekda, Kamis, (4/2).
Sekda Taqwallah, mengatakan, ada beberapa hal yang menjadi indikator suksesnya kualitas pendidikan di suatu sekolah. Di antaranya adalah tingkat kelulusan PTN, mampu mendapatkan kerja, dan mandiri.
Jumlah tamatan yang lulus di PTN menjadi tolak ukur kualitas Sekolah Menengah Atas (SMA). Untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), tingkatan kualitasnya diukur dari seberapa banyak lulusan yang mampu mendapatkan pekerjaan atau dapat membangun usaha secara mendiri. Sementara Sekolah Luar Biasa (SLB) diukur dari tingkat kemandirian siswa usai menempuh pendidikan.
Menurut Taqwallah, selama ini banyak pihak yang menilai tingkat pendidikan Aceh masih rendah. Hal itu dapat diukur dari jumlah lulusan SMA yang mampu lolos ke PTN. Oleh karena itu, ia meminta kepada pengawas dan kepala sekolah untuk mengevaluasi kembali dan mempertanyakan kepada diri sendiri terkait kinerja yang telah dilakukan selama ini.
“Kita mendapat tantangan yang berbeda, karena itu siapapun harus melakukan evaluasi diri kenapa ini terjadi. Sebagai kepala sekolah fokuslah, pakai cara dan strategi untuk mengatasi masalah ini,” tandas Taqwallah.
Sekda menyebutkan, pengawas, kepala sekolah, guru dan wali kelas menjadi tokoh kunci utama untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Aceh. Ia berharap mereka dapat terus memaksimalkan kinerjanya untuk mewujudkan SDM Aceh berkualitas.
Dalam kesempatan yang sama, para kepala sekolah juga dituntut untuk mewujudkan lingkungan dan fasilitas sekolah yang bersih dan menggoda. Kemudian, mereka juga diminta untuk memberikan kenyamanan dan kesejahteraan bagi guru demi terciptanya kualitas belajar mengajar yang baik.**